Emang ya, temen-temen gue banyak yang ngira kalau si Shutter Island ini film horror, mungkin gara-gara Leonardo ekspresinya begitu dan latar yang dominan warna gelap. Tapi, hey, ini sama sekali bukan film horror.
Ini adalah film 2010, untuk seorang anak yang nonton di tahun 2014 ini film ya nggak jauh beda sama film sekarang. Mungkin editan di beberapa latar yang sangat terlihat kalau itu pake layar hijau.
Lagi-lagi di film ini, Leonardo sangat memukau, berperan menjadi orang yang hampir gila sama sekali bukan halangan. Dia membuktikannya di sini, sebagai seorang Marshall (..) yang akan mengungkap kasus hilangnya salah satu sipir di suatu pulau bernama Shutter Island. Dia pergi dengan ferry bersama rekan barunya yaitu Chuck (..). Tapi mulai dari kedatangan mereka, mencari petunjuk pun sudah sangat terlihat jelas bahwa ada yang salah di pulau tersebut.
Jujur film ini sungguh bikin pusing. Awalnya aku berusaha--sangat berusaha-- mencari petunjuk karena aku dapet rekomendasi ini dari suatu forum penyuka film dengan twist. Tapi semakin dipikir dan berpikir bahwa kita benar malah akan ditipu oleh si film ini. Karena terlalu banyak fakta yang diungkapkan dan akting yang sangat bagus sehingga membuat penonton bingung. Ini sangat highly recommended bagi orang orang yang mau mikir saat nonton film. Otakku yang lemah nggak kuat setelah menonton ini dan akhirnya memilih untuk melihat spoiler tentang ending yang dimaksud oleh si Shutter Island ini sendiri.
Rating : 9/10
Regards,
Konan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar