Hi! Sesuai yang kubilang bahwa aku sangat punya banyak waktu luang jadi aku langsung membaca banyak buku juga menonton banyak film, dan atas rasa bersalahku dengan buku ini yang sudah lama kupinjam dan ngebangke di rumah akhirnya kubaca. Judulnya Girl in the Dark karya Akiyoshi Rikako.
Gue baca ini cukup singkat karena masih ada di syndrome kemalesan membaca yang menghinggapiku sejak SMA. Jadi kubaca buku ini 2 hari sewaktu aku sudah mendapat kesimpulan akhir buku ini bagaimana.
Aku akan menceritakan keseluruhan dari yang kubaca jadi maaf apabila banyak SPOILER bertebaran.
Dimulai dengan prolog yang unik, Sayuri sang wakil ketua dari grup Sastra di sebuah sekolah khusus putri di Jepang sana menyampaikan prolog dengan sangat bagus. Ia memberikan kesan misterius, enak diikuti juga penjelasan tentang yami nabe, grup sastra dan sang bintang utama Shiraishi Itsumi.
Acara yami nabe yaitu sebuah acara khusus grup sastra yang dilengkapi berbagai macam makanan (atau bukan makanan) yang dicampur dalam satu panci. Mereka akan memakan itu dalam kegelapan sembari membacakan naskah masing-masing anggotanya. Tapi semenjak kematian Shiraishi Itsumi, Sayuri mengubah tema naskah pada hari itu, menjadi naskah analisis atas kematian Itsumi yang aneh.
Naskah pertama dibacakan oleh anak baru bernama Nitani Mirei, saat pertama kali membacanya terasa sekali perbedaan dengan Sayuri. Mirei ini seperti anak polos yang menceritakan apa yang ia alami bersama Itsumi dan tidak menunjuk secara langsung siapa yang membunuh Itsumi. Dalam naskhanya juga ia menjelaskan tentang masalah yang dihadapi Itsumi, tapi menurutku naskah masalahnya ini masih belum mendekati kebenaran (oke maafkan aku, aku memang menggunakan insting :v )
Naskah yang kedua dibacakan oleh Kominami Akane, seorang koki di grup sastra. Ia tidak begitu pandai menulis, jadi aku cukup bosan dengan naskahnya. Tapi saat ia menjabarkan masalahnya, ada yang aneh dan di otakku langsung berkata bahwa Akane ini hanya mengada-ngada tentang analisisnya.
Dan selanjutnya aku tidak membaca, karena otakku mengatakan bahwa dalang di balik ini semua adalah Itsumi sendiri. Kenapa ? Karena Itsumi benar-benar licik.
Entahlah mungkin karena aku memang menyukai karakter licik (karena mereka pintar) jadi aku mengerti pola yang dibuat oleh Itsumi. Walaupun pada awalnya hanya menebak tapi setidaknya benar, toh ?
Dan Sayuri, dia benar-benar pintar bahkan lebih pintar dari Itsumi sendiri. Pada akhirnya dialah yang menentukan nasib Itsumi, dan nasib Itsumi tetap menjadi misteri di akhir cerita.
Overall nggak buruklah novel ini, dari awal pun sudah membuat pembaca penasaran, ikut berpikir tentang siapa pelakunya, dan mungkin tertipu dengan Itsumi yang picik itu. Di versi Indonesia ini juga dibikin unik, tiap naskahnya dibuat dengan sangat bagus, juga terjemahannya tentang makanan-makanan yang asing di telinga pun menjadi nilai plus di novel ini. Tetap menyenangkan walau pada akhirnya aku nggak baca tentang Diana dan tokoh lain karena sudah mencium kepicikan Itsumi. Yah, tapi tetap menghibur.
Overall, Rating : 8/10
Regards,
Konan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar